Jumat, 31 Januari 2014


 
REPUBLIKA.CO.ID, Sering buang air kecil membuat Anda malas minum? Coba ingat-ingat apa yang Anda konsumsi. ''Minuman dan makanan berkafein dapat meningkatkan frekuensi urinasi,'' jelas dr Rachmi Untoro MPH.


Di antara beragam pilihan minuman, pastikan air putih yang lebih banyak Anda teguk. Di samping itu, bersyukurlah bila lancar buang air kecil. ''Itu tandanya semua zat yang berlebihan dan tidak dibutuhkan tubuh dapat dibuang secara alami,'' ungkap dr Hudiyati Agustini MMR.

Zat-zat sampah tersebut hanya bisa lancar keluar jika ada pelarutnya. Tanpa pelarut, akan ada residu yang menumpuk seiring waktu. Ketiadaan pelarut bisa terlihat saat urine Anda berwarna pekat. ''Kondisi seperti ini tidak baik untuk kesehatan,'' kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat ini.
Tak perlu panik andai suatu ketika menemukan air seni Anda berwarna kecokelatan. Pastikan saja Anda memenuhi kebutuhan 2,5 liter air minum sehari. ''Tidak mesti tiap beberapa jam minum, yang penting cukup terhidrasi,'' cetus Hudiyati.
Lebih jauh, tanpa mengeluarkan air seni, residu tersebut akan menumpuk di ginjal. Ia akan mengkristal dan kedepannya akan makin sukar dibuang bersama air seni. ''Kalau sampai terjadi pengkristalan, solusinya harus ditembak laser atau dioperasi,'' ungkap Hudiyati.

Langkah itu ditempuh jika pengkristalan berlangsung di ginjal. Sebagai gejala pengiring terganggunya organ penyaring ini, Anda mungkin akan merasa pegal-pegal di bagian pinggang. ''Sedangkan, batu ginjalnya baru bisa terlihat setelah di USG,'' papar Hudiyati.
Tes urine juga dapat memperlihatkan kondisi ginjal Anda. Andaikan terdapat protein, glukosa, ketone, ataupun kristal, organ penyaring residu metabolisme ini kemungkinan besar sudah tidak sempurna. ''Jaringan pada ginjal bisa jadi telah mengalami kerusakan,'' ujar Hudiyati.

Sementara itu, kristalisasi residu juga bisa turun ke saluran kemih. Ketika itu terjadi, penderitanya akan merasakan sakit yang luar biasa akibat penyumbatan saluran kemih. ''Fenomenanya dikenal dengan istilah kolik renal,'' ucap dokter Executive Health Medical Check Up, RS Pondok Indah, Jakarta Selatan ini.

0 komentar:

Posting Komentar